1. Meningkakan stamina / daya tahan
tubuh / stress
Ternak kambing yang habis dari
perjalanan jauh, perubahan musim dan masih dalam proses adaptasi atau
penyesuaian lingkungan baru kambing akan mengalami penurunan stamina, daya
tahan tubuh dan stress yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan ternak kambing
mudah terserang penyakit bahkan berakibat pada kematian.
Tanda klinis :
Kambing menjadi lesu dan tidak
bergairah, nafsu makan berkurang bahkan hilang dan kambing terlihat sering
duduk-duduk.
Pencegahan :
Tempatkan kambing pada
kandang/lokasi yang teduh, hindari kegaduhan atau kegiatan yang membuat ternak
kaget, berikan pakan sesuai daerah asal (ramban atau dedaunan yang sudah layu ±
3 jam).
Ramuan yang dapat dipilih :
a. Larutkan gula merah ¼ kg dicampur
asam jawa secukupnya. Jamu ini diberikan setelah kambing sampai di kandang atau
dari perjalanan jauh (pra droping), cuaca di sekitar kandang memburuk (terik
panas/hujan) dan pada saat satu bulan pertama droping/adaptasi. Jamu ini
diberikan 1 (satu) minggu satu kali dan dua hari berturut-turut sesaat setelah
droping.
b. Madu ¼ gelas dicampur dengan
kuning telur itik 1 butir. Berikan jamu ini dengan cara diminumkan.
2. Meningkatkan nafsu makan
Dengan meningkatnya nafsu makan kambing
maka produktifitasnya akan meningkat dan ternak dapat terjaga stamina, daya
tahan tubuh, strees dan penyakit. Untuk itu, upaya meningkatkan nafsu makan
perlu terus dilakukan.
Ramuan yang dapat dipilih :
a. Daun talas 3 lembar dan garam
dapur 3 sendok makan direbus selama 15 menit. Daun yang sudah matang dijadikan
untuk tiap ekor kambing.
b. Kencur segar 1 ons, diparut dan
dicampur kuning telur ayam 1 butir, jamu ini diberikan setiap 3 hari sekali
sampai kondisi makan kambing normal.
c. Mentimun 2 buah diparut, lalu
dicampur garam dapur, asam jawa, terasi dan air secukupnya. Ramuan ini siap
diberikan pada kambing untuk sekali pemberian.
d. Daun buni 5 lembar, lengkuas
sebesar ibu jari, terasi dan garam dapur secukupnya ditumbuk hingga halus lalu
ditambahkan air secukupnya. Ramuan ini diperas dan airnya disaring dan
diberikan pada 2 ekor kambing.
e. Pucuk daun durian 5 lembar, daun
buni 5 lembar, daun dadap serep 5 lembar, terasi dan garam dapur secukupnya
kemudian bahan ini dihaluskan. Tambahkan sedikit air dan airnya diperas. Air
perasan ini diberikan pada 2 ekor kambing.
3. Perut kembung (tympani / bloat)
Kembung disebabkan oleh penimbunan
gas dalam perut akibat proses fermentasi berjalan cepat. Tingginya akumulasi
gas menekan organ dalan tubuh sehingga menimbulkan kesakitan, pernapasan dengan
mulut terbuka atau frekuensi pernapasan tinggi, serta frekuensi buang air besar
dan kencing meningkat.
Agar ternak terhindar dari perut
kembung, hindari pemberian pakan kambing sebagai berikut :
- Pakan hijauan yang masih terlalu muda, banyak mengandung air atau terlalu basah, baik terkena air hujan atau embun. Maka sebaiknya kambing diberi pakan hijauan yang sudah kering dari embun pagi.
- Pakan dari bahan pakan yang mudah dan cepat difermentasi seperti kol, lobak dan wortel secara berlebihan.
- Pakan biji-bijian yang tergiling halus terlalu banyak, tetapi kurang mendapat hijauan berserat.
- Pakan leguminosa (daun kacang-kacangan) terlalu banyak.
- Bila keadaan memaksa, hijauan sebaiknya diberi percikan minyak kelapa.
Tanda klinis :
- Kambing merasa gelisah, sakit, dan sulit bernapas.
- Perut bagian kiri mengalami pembesaran yang bila ditepuk akan berbunyi seperti bedug/gendang.
- Punggung membungkuk, denyut jantung melemah, selaput lender mulut kebiruan.
- Ternak jatuh dan susah bangun lagi, bila dibiarkan ternak dapat mati mendadak.
Pengobatan jamu :
a. Minyak nabati (minyak kelapa,
minyak kedelai, atau minyak sawit) sebanyak 100-200 ml (sekitar ½ - 1 gelas)
dengan cara dicekok.
b. Kambing dicekok 200 cc
“sprite/soda”, lalu perut yang kembung sebelah kiri dibalur dengan bawang merah
hanlus dan sudah dicampur dengan minyak angin. Bila angin sudah keluar melalui
anus, kedua kaki depan diangkat ke atas sambil sisi perut dijepit dengan kaki
kita. Mulut kambing harus selalu terbuka, dengan cara mulut kambing disumbat
dengan kayusecara melintang dan usahakan kambing tetap berdiri. Dengan cara ini
semua timbunan gas dalam perut akan keluar.
c. Bagian anus kambing ditusuk
dengan tangkai daun papaya yang ujungnya sudah diolesi minyak goreng agar tidak
melukai dinding anus. Setelah itu kedua sisi perut kambing dijepit sehingga gas
akan keluar melalui tangkai daun papaya.
4. Kudis/Kurap (Scabies)
Kudis atau kurap disebabkan oleh
tungau Sarcoptes scabei, Psoroptes communis var.ovis dan Chorioptes ovis.
Tungau ini mudah menular ke ternak lain.
Tanda klinis :
- Kulit tampak bercak-bercak merah yang membentuk bisul sehingga mengalami kekakuan, penebalan dan bersisik.
- Ternak menggosok-gosokkan bulunya ke dinding kandang karena gatal, bulu rontok.
- Ternak kurus, nafsu makan berkurang, kekurangan darah dan produksi susu menurun.
Pencegahan :
- Sanitasi kandang dan penyemprotan pada kandang yang tercemar atau pernah terdapat ternak kudisan.
- Ternak sakit dipisahkan dari yang sehat dan hindari kontak langsung dengan ternak sehat.
Pengobatan :
a. Ternak terlebih dahulu dimandikan
dengan disikat dan dengan sabun antiseptik/deterjen.
b. Oli bekas 1 liter, minyak goreng
1/3 gelas, minyak tanah 1/3 gelas, garam, kapur barus, kapur ajaib, bawang
merah 5 , siung, bawang putih 5 siung, belerang 1 ons. Semua bahan dihaluskan
dan dicampur menjadi satu sampau rata, dioleskan setiap 3 hari sekali sengan
menggunakan sabut kelapa sampai keropeng mengelupas.
c. Permukaan kulit yang sakit
digosogkan campuran serbuk belerang, kunyit dan minyak kelapa yang dipanaskan
setiap 2 hari sekali.
d. Kulit yang sakit diolesi dengan
oli bekas secara teratur seminggu sekali. Pengobatan dengan oli bekas dari
kendaraan yang sidah menempuh jarak 1.000 km paling efektif karena pertumbuhan
bulu dan perbaikan kulit sangat baik dibandingkan dengan menggunakan belerang.
e. Lengkuas, daun ketepeng kerbau
dan garam dapur dihaluskan dan dioleskan pada bagian kulit yang terserang
kudis.
5. Mata Belekan (Pink eye)
Kambing yang terserang belekan
aktivitasnya akan terganggu ini disebabkan oleh trauma akibat tertusuk ujung
rambut, debu dan duri. Walaupun demikian penyakit ini dapat disebabkan oleh
bakteri, virus, Chlamidia dan Ricketsia.
Tanda klinis :
Mata mengeluarkan air,
tertutup dan§ berkedip-kedip.
Mata membengkak,§ merah,
kemudian keruh dan timbul borok pada selaput bening hinga mengalami kebutaan.
Pencegahan :
Kebersihan kandang§
dijaga/sanitasi, pisahkan ternak yang sakit.
Pakan dipotong pendek agar§
tidak melukai mata.
Memandikan§ kambing 1 bulan 2
kali pada waktu cuaca cerah.
Pengobatan :
Mata ternak dicuci dengan air
hangat.
Bahan; air teh basi 1 gelas, daun
sirih 10 lembar dihaluskan, garam 1 sendok makan. Bahan dicampur menjadi satu,
semprotkan pada mata setiap pagi. Pengobatan ini dilakukan setiap hari hingga
sembuh.
6. Mencret (Diare)
Mencret terjadi karena adanya
gangguan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri, makanan rusak,
serta lingkungan atau udara dingin.
Tanda Klinis :
Feses atau kotoran§ kambing
berwarna hijau muda, hijau mengkilap, hijau kekuningan, hijau kemerahan atau
hijau kehitaman.
- § Ternak tampak lesu, lemah dan pucat.
Pencegahan :
Hindari hijauan§
kacang-kacangan atau daun muda secara berlebihan.
- § Jaga sanitasi kandang.
Pengobatan jamu :
a. Ternak lebih banyak diberi
hijauan daun jambu biji, daun bambu muda dan daun buni.
b. Daun jambu biji 5 lembar, garam
dapur 2 sendok makan, air kelapa 1 gelas. Bahan dicampur menjadi satu, berikan
1/3 gelas selama 3 hari berturut-turut.
7. Keracunan
Tanda-tanda keracunan ialah mulut
berbusa, kejang, kebiruan pada selaput lendir dan terkadang mati mendadak.
Ternak jangan diberi hijauan beracun seperti, daun singkong dan daun dadap
serep.
Pengobatan :
a. Minyak kelapa 1 gelas, air kelapa
muda 1 gelas, garam 3 sendok makan, asam jawa secukupnya. Campur semua bahan
sampai rata berikan pada ternak sebanyak 1/2 gelas. Berikan 3x dalam sehari.
b. Bila ternak keracunan
insektisida, kambing diberi air minum santan kelapa hangat 1 gelas.
8. Kaki Pincang
Biasanya kambing pincang karena
terperosok/terjepit lantai kandang.
Kambing yang pincang dapat diobati
dengan ramuan daun sereh. Seikat daun sereh ditumbuk sampai lembut, lalu
dibalutkan pada kaki. Agar tidak lepas ramuan ini diikat dengan perban atau
potongan kain. Pembalutan ini di ganti setiap 3 hari sekali sampai sembuh.
9. Cacingan
Cacing yang banyak menimbulkan
kerugian pada kambing adalah cacing Haemonchus contortusi. Cacing ini hidup
sebagai parasit di pencernaan kambing menghisap sari makanan, cairan tubuh dan
darah, serta mengeluarkan racun yang mengakibatkan kambing menjadi lemah dan
lesu.
Tanda klinis :
Kambing terlihat kurus, lemah,
pucat,§ bulu berdiri dan kusam.
Kambing§ diare, nafsu makan
berkurang, perut membesar dan produksi susu menurun.
Pengobatan jamu :
Bahan; buah pinang tua sebanyak 2
buah, gula jawa 2 sendok makan, daun tembakau 5 lembar, serbuk getah papaya
muda 1 sendok makan.
Haluskan semua bahan dan dicampur
menjadi satu sampai rata. Berikan pada ternak bebesar ibu jari tangan. Betikan
dengan jadwal hari ke-1, hari ke-5, dan hari ke-10.
10. Meningkatkan libido pejantan
Agar dapat mengawini betina sebagai
pemacek, pejantan membutuhkan perawatan intensif. Selain diberi cukup pakan,
juga perlu diberi obat penyehat tubuh dan penambah gairah kejantanan.
Beberapa ramuan berikut dapat
dipilih;
a. Madu ¼ gelas dicampur dengan
kuning telur itik 1 butir. Berikan jamu ini dengan cara diminumkan.
b. Lada 100 gr disangrai sampai
kering, lalu ditumbuk hingga menjadi bubuk halus. Bubuk lada ini dicampur
kencur parut 0,5 kg, kuning telur 5 butir dan madu 1 sendok makan hingga
terbentuk adonan kental. Adonan dibentuk butiran sebesar ibu jari dan dijemur
samapi kering. Sebanyak dua butir diberikan sehari sebelum digunakan sebagai
pejantan dan sesaat setelah digunakan.
11. Keropeng di mulut (Orf)
Keropeng dimulut sangat menular ke
ternak lain bahkan dapat menulari manusia (bersifat zoonosis). Orf disebabkan
oleh virus Parapoxvirus.
Bahan; kapur sirih, biji pinang, dan
kunyit dengan perbandingan 2 : 2 : 1.
Pembuatan; semua bahan dicuci
besihkan dan dihaluskan sampai berentuk pasta.
Pengobatan; pasta yang sudah jadi
dapat diberikan dengan dioleskan tampa harus mengelupas keropeng.
12. Kutu
Kutu hidup dan bertelur di kulit
ternak. Kutu ini menghisap darah sehingga mengakibatkan gatal, lemah,
kekurangan darah, dan ternak mudah terserang penyakit lain terutama scabies.
Beberapa ramuan berikut dapat
dipilih untuk menghilangkan kutu;
a. Daun mimba 5 lembar, daun
tembakau 5 lembar, dan biji sirsak 10 butir ditumbuk halus, lalu dicampur air
20 liter. Ramuan ini disaring dan airnya digunakan untuk membilas kambing yang
sudah dimandikan atau di semprotkan ke seluruh badan ternak.
b. Buah pinang yang muda sampai
hijau sebanyak 20 biji di haluskan dan dicampur dengan kapur semut (kapur
ajaip). Ramuan ini di campur dengan air 5 liter dan di balurkan ke seluruh
tubuh ternak.
13. Meningkatkan produksi susu
Beberapa ramuan berikut dapat
dipilih untuk meningkatkan produksi susu;
a. Daun katu 3 genggam halus, daun
pepaya muda 3 genggam halus, ½ kg jahe, ¼ kg asam, 3 butir telur, garam 1
sendok makan. Jahe diambil sarinya, asam diambil sarinya, dicampur dengan
garam,telur, daun katu dan pepaya. Berikan setiap hari sebanyak ¼ gelas dengan
dicekokkan, selama produksi susu menurun.
b. Daun papaya muda dan daun katu
direbus selama 15 menit dan diberi garam dapur secukupnya. Ramuan ini diberikan
sebagai pakan 3 hari sekali dari mulai 1 bulan sebelum kelahiran sampai 2 bulan
kelahiran.
14. Korengan/belatungan (Myasis)
Korengan/belatungan pertama biasanya
disebabkan oleh luka karena kandang yang tidak nyaman dan juga pada ternak
betina setelah melahirkan karena sisa darah yang tidak dibersihan atau pada
anak baru lahir karena tidak diberi antiseptik/anti lalat di bagian pusar.
Beberapa ramuan berikut dapat dipilih;
a. Luka/koreng dibersihan dengan
air, kemudian di beri dengan tembakau yang sudah dibasahi dan ditutup dengan
perban dan diganti setiap hari sampai belatung keluar.
b. Luka yang sudah belatungan
disiram dengan minyak kayu putih kemudian di sumbat dengan tembakau yang sudah
dibasahi dan dibalut dengan perban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar