Tumbuh-kembang
dipengaruhi oleh faktor genetik, pakan, jenis kelamin, hormon, lingkungan dan
manajemen. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan sebelum lepas sapih adalah genotipe, bobot
lahir, produksi susu induk, jumlah anak perkelahiran, umur induk, jenis kelamin
anak dan umur sapih . Laju pertumbuhan setelah disapih ditentukan oleh beberapa
faktor, antara lain potensi pertumbuhan dari masing-masing individu ternak dan
pakan yang tersedia . Potensi pertumbuhan dalam periode ini dipengaruhi oleh
faktor bangsa, heterosis (hybrid vigour)
dan jenis kelamin. Pola pertumbuhan ternak tergantung pada sistem manajemen
(pengelolaan) yang dipakai, tingkat nutrisi pakan yang tersedia, kesehatan dan iklim.
I.
SELEKSI
TERNAK
Penampakan ekspresi potensi ternak secara mendasar
dipengaruhi oleh dua faktor utama yang sating terkait satu dengan yang lainnya,
yakni faktor genetic dan lingkungan termasuk didalamnya manajemen pemeliharaan
secara menyeluruh. Telah diketahui bahwa lingkungan dan penanganan manajemen
yang memadai atau sesuai dengan kebutuhan ternak tidak akan memberikan ekpresi
produksi (kualitas maupun kuantitas) yang diharapkan jika tidak didukung dengan
potensi genetic ternak yang baik. Begitu pula sebaliknya jika ternak memiliki
potensi genetic yang baik tidak akan terekspresikan secara optimal bila tidak
didukung oleh lingkungan dan manajemen yang maksimal. Dengan demikian kedua faktor tersebut
hendaknya memperoleh perhatian yang sama seriusnya dalam pemeliharaan komoditas
temak yang dilakukan. Pemeliharaan ternak yang mempunyai nilai genetk tinggi
disertai dengan manajemen yang baik tentunya akan memberikan hasil yang optimal
baik dari segi produksi dan efisiensi usaha.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi daging adalah :
1. Pakan.
Pakan yang berkualitas
dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan
pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan
yang berkualitas rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memberikan berbagai
nutrisi yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat
2. Faktor Genetik.
Ternak dengan kualitas
genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging
menjadi lebih tinggi.
3. Jenis Kelamin.
Ternak jantan tumbuh
lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan
mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.
4. Manajemen.
Pemeliharaan dengan
manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk
daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat
Pemuliann dan Pembibitan Ternak
Pemuliaan adalah merupakan suatu usaha untuk memperbaiki
atau meningkatkan mutu genetik ternak melalui pengembanganbiakan ternak-temak
yang memiliki potensi genetik yang baik sehingga diperoleh kinerja atau potensi
produksi
yang diharapkan.
Sedangkan arti pembibitan adalah suatu tindakan manusia
untuk menghasilkan ternak bibit, dimana yang dimaksud dengan temak bibit adalah
ternak yang memenuhi persyaratan dan karakter tertentu untuk dikembangbiakan
dengan tujuan standar produksi /kinerja yang ditentukan.
Seorang
peternak dapat menentukan dua hat yang berpengaruh terhadap peningkatan mutu
genetic temaknya yakni
melalui
-
Memilih ternak yang dipakai sebagai tetua.
-
Memilih ternak yang akan dikawinkan,
Alat
atau metode yang dapat digunakan antara lain berupa
1 . Seleksi
2. Mengendalikan sistim perkawinan
untuk ternaknya.
Dalam
pemuliaan temak, seorang peternak cenderung untuk merubah atau menentukan
hat-hat yang terlihat seperti produktifitas ternak pada tingkatan tertentu yang
diinginkan. Untuk melakukannya diperlukan informasi atau data mengenai
sifat-sifat yang akan diturunkan tersebut atau sering disebut dengan
sifat-sifat genetic misalnya seperti bobot
badan, produksi telur, warna bulu dan sebagainya. Beberapa perbedaan
sifat-sifat genetika tersebut sangat mudah dan dapat dilihat, dibedakan dan
dikelompokkan, misalnya ternak bertanduk dengan yang tidak bertanduk, warna
kulit tubuh merah ataupun hitam dan sebagainya. Sifatsifat seperti itu dikenal sebagai sifat kualitatif
dan dikontrol oleh sejumlah kecil gen. Sedangkan kebanyakan sifat-sifat
produktif yang menjadi pengamatan peternak adalah dikontrol oleh
pasangan-pasangan gen dan termodifikasi oleh
lingkungan
yang dihadapi oleh ternak bersangkutan. Sifat-sifat produksi Jim dikenal
sebagai sifat kuantitatif dan tidak dapat dikelompokkan secara tegas misalnya
produksi daging, susu dan bulu (wool).
1. Sistim Perkawinan
Sebagaimana
telah disebutkan sebelumnya bahwa dasar dalam pemuliaan ternak adalah untuk
meningkatkan produksi dan produktifitas ternak melalui perbaikan atau
peningkatan mutu genetiknya. Cara atau metode yang digunakan terdiri dari sistim perkawinan dan sistim seleksi.
Sistim perkawinan yang selalu dan sering digunakan untuk meningkatkan mutu
genetic ternak antara lain :
a. Perkawinan dengan tujuan meningkatkan
homosigotas (Inbreeding).
b. Perkawinan dengan tujuan
meningkatkan heterogositas (Outbreeding).
2. Sistim Seleksi
Seleksi
adalah istilah dalam pemilihan ternak yang menggambarkan proses pemilihan
secara sistimatis ternak-ternak dari suatu populasi untuk dijadikan tetua
generasi berikutnya.
Pada
dasarnya seleksi dibagi menjadi dua bentuk yakni:
a.
Seleksi Alam Yaitu pemilihan hewan atau ternak menjadi tetua untuk generasi
selanjutnya, yang dilakukan oleh alam. Seleksi alarn yang berlangsung beratus
tahun akan menghasilkan ternak yang mempunyai daya adaptasi dengan
lingkungan
alarn sekitar yang berlaku setempat.
b.
Seleksi Buatan Seleksi yang dilakukan oleh manusia dengan tujuan tertentu.
Seleksi
buatan selanjutnya dapat dibedakan menjadi
a.
Seleksi Individual (Mass Selection)
Yaitu
seleksi untuk ternak bibit yang didasarkan pads catatan produkti fitas
masing-masing ternak. Seleksi individual pada ternak sapi adalah cara seleksi
yang paling sederhana dan mudah dilakukan di pedesaan dengan dasar bobot sapih
anak sapi yang ada dan sebagainya.
b.
Seleksi Kekerabatan (Family Selection)
Yaitu
seleksi individu atas dasar performans kerabat-kerabatnya (misalnya saudara
tiri sebapak atau saudara kandung). Seleksi kerabat dilakukan untuk memilih
calon pejantan sapi perah dengan tujuan untuk meningkatkan produksi susu yang tidak dapat diukur pada ternak sapi
jantan, dengan mengukur produksi kerabat-kerabat betinanya yang menghasilkan
susu.
c.
Seleksi Silsilah (Pedigree Selection)
Seleksi
yang dilakukan berdasarkan pada silsilah seekor ternak. Seleksi in] dilakukann
untuk memilih ternak bibit pada umur
muda, sementara hewan muda tersebut beium dapat menunjukkan sifat-sifat
produksinya. Pemilihan Bibit Ternak (contoh : ternak knmbing/domba) Pemilihan bibit ternak bertujuan untuk
memperoleh bangsa-bangsa ternak yang memiliki sifat-sifat produktif potensial
seperti memiliki persentase kelahiran anak yang tinggi, kesuburan yang tinggi,
kecepatan tumbuh yang baik serta ppersentasi karkas yang baik dan sebagainya.
Kriteria - kriteria yang biasa dipergunakan sebagai pedoman dalarn rangka
melaksanakan seleksi atau pemilihan bibit ialah : bangsa ternak, kesuburan dan
persentase kelahiran anak, temperamen dan produksi susu induk, produksi daging
dan susu, recording dan status kesehatan temak tersebut.
1.
Bangsa
Pemilihan
jenis ternak misalnya (kambing/domba) yang hendak diternakan biasanya dipilih
dari bangsa ternak kambing/domba unggul
2.
Kesuburan dan persentase kelahiran anak yang tinggi
Seleksi
calon induk maupun pejantan yang benar jika dipilih dan turunan yang beranak
kembar dan mempunyai kualitas kelahiran anak yang baik.
3.
Temperamen dan jumlah produksi susu induk
Induk
yang dipilih hendaknya sebaiknya memiliki temperamen yang baik, mau merawat
anaknya serta selalu siap untuk menyusui anaknya.
4.
Penampilan Eksterior
Penampilan
eksterior ternak bibit harus menunjukkan kriteria yang baik untuk bibit baik
ternak jantan maupun betinanya (induk). Untuk memberikan penilaian keadaan atau
penampilan eksterior dapat dilakukan dengan melakukan perabaan/pengukuran
ataupun pengamatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar