Selasa, 30 Juli 2013
Membuat Pakan Alternatif Perikanan
1. Pola kolam (Perikanan Organik)
Pemberian kompos, pemasangan gorong-gorong dengan penambahan M-22. Ekosistem kolam yang stabil dengan munculnya biodiversitas air menjamin hasil panen yang prima. Air kolam tidak bau, tidak rigid mengganti air akan mengurangi biaya produksi secara umum dan tersedianya pakan ikan alam (plankton), akan mengurangi biaya pembelian kosentrat. Dalam hal ini, pengkolam harus paham dan pintar membuat kompos.
2. Fermentasi kosentrat
Kosentrat tersedia dalam keadan kering dengan kadar air 10 %. Bila langsung ditebarkan ke kolam dan dimakan ikan, dalam perut akan mengembang. Ini tidak jarang membuat perut ikan kembung yang biasanya diikuti dengan kematian. Karena itu ada baiknya kosentrat direndam air dulu sebelum ditebar. Perendaman akan jadi lebih baik bila tidak hanya air tawar biasa, tetapi dalam bahan sisa dengan kandungan gizi tinggi. Dalam tandon air (drum) siapkan 50 liter air “godokkan” kedelai dari produk sisa (limbah cair) pabrik tempe atau “leri” cucian beras. Tambahkan probiotik fermentasi (M-22) 500 ml, 1 Kg gula pasir, 0,5 Kg Calcium carbonat (plamir tembok), vitamin C (Ester C) dan Vitamin B Complek secukupnya. Canpuran bahan tersimpan dalam keadaan tertutup. Sebelum kosentrat ditebar aduk dan rendam dengan air kedelai campuran dan simpan dalam keadaan tertutup setidaknya 0,5 – 1 jam. Jangan kelebihan air supaya tidak berubah jadi bubur. mengembangnya kosentrat dengan fermentasi akan meningkatkan nilai nutrisi selain tingkat penyerapan pakan oleh ikan. Kebutuhan kosentrat akan terkoreksi dan kematian ikan karena perut gembung bisa dihindarkan.
3. Ramban tanaman sekitar kolam
Ramban adalah istilah mencari pakan dedaunan untuk ternak. Ikan juga sama dengan ternak, terutama golongan herbivora, sangat suka dengan dedaunan (bila golongan herbivora seperti gurameh, bawal mau, golongan karnivora seperti lele pasti juga mau). Lamtoro, turi, kates, lumbu, bayam dll bisa dipilih sebagai pakan alternatif. Maka tidak salah pengkolam juga berlaku sama seperti peternak dalam hal mencari ramban. Bila mau kreatif tanam bayam gajah seputar kolam ikan. Secara periodik bayam bisa dipanen. Bayam akan cepat tumbuh bila disiram dengan air kolam.
4. Menanam tanaman air
Bila dedaunan bisa menjadi sumber pakan alternatif, maka ada baiknya berpikir kreatif untuk menanam tanaman air. Bisa dipilih tanaman seperti kangkung, azola pinata (moto lele atau kayu apu). Bisa ditanam secara terpisah atau menjadi satu dengan kolam induk. Bila menjadi satu, tanaman air selain bisa untuk sumber pakan juga sebagai regulator ekosistem. Bahan biokimia yang tidak perlu oleh limbah kolam bisa disedot akar tanaman. Sebaiknya dilokalisir dalam satu keramba kolam. Ini untuk mengontrol jumlah tanaman air. Sebab bila terlalu banyak juga menghambat tumbuhnya biodiversitas air sebagai sumber plankton. Secara periodik tanaman air bisa dikeluarkan dari keramba untuk pakan ikan. Tipe azola baiknya varian yang kecil dan sedang. Varian azola yang besar dipilih bila sekaligus hendak mendapat azola sebagai sumber kompos untuk pertanian. Yang menarik adalah kangkung. Tidak hanya ikan yang mau. Kita juga doyan dengan kangkung. Bila jumlah kangkung cukup, kolam ikan bisa bersanding dengan beternak kelinci. Untuk ini buat rakitan dari belahan bambu dan kemudian disemai dengan kangkung di atasnya. Semakin sering dipetik kangkung bertumbuh dengan lebat.
5. Limbah pasar dan limbah rumah makan
Bila ramban tidak bisa dilakukan (kolam perkotaan), kita bisa mendapat sumber dedaunan dari limbah pasar. Kol, sawi, selada dll bisa di dapat di pasar. Para penjual biasanya hanya memilih yang bagus untuk dijual dan sisanya adalah limbah pasar. Tidak hanya dedaunan yang bisa didapat dari pasar. Isi dari tembolok ayam, isi dari “betetan” perut ikan, daging atau ikan yang sudah kadaluwarso (busuk). Masih banyak lagi daftar dari limbah pasar yang bisa dimanfaatkan untuk ikan. Selain dari limbah pasar, limbah dari rumah makan seperti nasi sisa dan daging sisa dari para pembeli bisa dipikirkan untuk pakan ikan. Adalah pas berkerja sama dengan usaha catering untuk mendapat sisa makanan usai pesta.
6. Limbah RPH (rumah potong hewan)
Rumah potong hewan adalah sumber potensisal untuk mendapat pakan ikan alternatif. Isi rumen dan abemasum (babat) dari hewan rumenansia (sapi, kambing, kerbau) bisa dilirik sebagai sumber pakan ikan. Isi babat 1 ekor sapi bisa 10 – 20 kg. Ini merupakan irisan kecil dari dedaunan yang dimakan sapi lengkap dengan kehidupan probiotik dalam rumen. Isi lambung – usus besar kita dapatkan kotoran yang berpotensi untuk dibuat kompos. Darah kering, cakar, kepala bebek, usus ayam biasanya tidak sempat dirawat bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan. Tidak kalah penting untuk mendapat sumber pakan dari peternakan ungags (bebek, ayam, burung puyuh), khususnya untuk mendapat unggas yang mati. Biasanya karena tingkat polusi kandang memicu tingginya kematian unggas. Namun harus hati-hati memanfaatkan jenis pakan dengan kandungan protein tinggi. Kelebihan pakan jenis ini yang berarti berjibunnya bahan organik dapat memicu pembusukan kolam. Baiknya direbus terlebih dahulu sebelum diberikan. Air rebusan setelah dingin bisa dimasukkan kolam. Diberikan secukupnya dan selebihnya bisa disimpan dalam bentuk fermentasi. Sediakan drum penampungan dan tambahkan probiotik fermentasi (M-22). Rendam setidaknya 3 – 5 minggu baru diberikan ke kolam. Biasanya sebagian sudah berubah dalam bentuk belatung.
7. Membuat belatung
Di negeri sebelah, pakan utama beternak ikan adalah pengembangan belatung. Ini artinya setting pakan ikan adalah limbah pertanian (justru karena itu kita berpikir bahwa limbah pertanian adalah kekuatan produktif untuk pertanian). Siapkan bahan-bahan dengan kandungan protein tinggi. Ini bisa air kaldu, rebusan daging, rebusan ikan, atau ikan dan daging yang kedaluwaro, tepung ikan, kotoran unggas dari kandang intensif, dll. Bisa dibuat parutan ketela, diperkaya dengan bekatul dan bahan-bahan berprotein lain (lihat tabel pakan). Tambahkan probiotik fermentasi (M-22) disiapkan dalam kondisi tertutup. Dalam beberapa hari akan muncul belatung. Sediaan ini bisa dibuat kering maupun basah.
8. Membuat kosentrat by lokal
Kosentrat adalah kosentrasi dari bahan-bahan makanan. Hitungannya adalah nilai nutrisi dari bahan pendukunnya. Jadi menarik apakah tidak bisa dikerjakan sediri meramu dari berbagai bahan khususnya limbah pertanian atau limbah industri yang berbasis pertanian. Bahan seperti janggel jagung, rendeng kedelai, bekatul, polart, bungkil kelapa, tepung ikan, tetes tebu, lysin, triptonin, vitamineral, dll bisa diramu sendiri dengan memperhitungkan nilai nutrisinya. Dapatkan conten tabel pakan untuk lokal Indonesia. Bahan-bahan dijadikan tepung kemudian dipelleting. Bila tidak punya alat sesederhana mungkin untuk membuat pellet, bisa diberikan dalam bentuk tabur. Hendaknya dipastikan dulu untuk dilakukan fermentasi dengan M-22. Pellet tidak harus mengambang. Untuk kebutuhan mengambang sediaan harus dibuat pada tingkat berat jenis di bawah 1. Atau dibuat kering sampai kadar air hanya 10 %. Yang penting adalah nilai nutrisi yang diberikan untuk kebutuhan ikan. Bahkan seperti gurami dan udang malah bagus dalam bentuk pakan tenggelam. Yang pasti pellet akan dicari ikan sepanjang sudah dimasukkan kolam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar